#FidaWrites

Parents, siapa yang tidak tahu Cocomelon? Program hiburan anak-anak nomor satu di Youtube yang memiliki lebih dari 140 juta subscribers dan 3.6 miliar penonton tiap bulannya! Anak-anak saya termasuk yang mengikuti setiap video-videonya yang menarik dan lagu-lagu mereka yang catchy! Bahkan saking seringnya menonton, lagu-lagu mereka tidak jarang bermain berulang kali di kepala saya.
Good news untuk para orangtua yang ingin menghabiskan waktu akhir tahun dengan staycation, nih. Mulai dari tanggal 14 Oktober kemarin hingga 14 Januari 2023, Hotel Fairmont Jakarta menghadirkan pengalaman interaktif menginap dan bersantap bertemakan Cocomelon! Pengalaman ini akan membuatmu dan terutama anak-anak dapat merasakan keseruan yang tidak dapat dilupakan. Ada apa saja?


Bersantap, Bermain, dan Belajar di CoComelon Café, Fairmont Jakarta

Dirancang secara eksklusif, kafe bertema pertama di Fairmont Jakarta, Cocomelon Cafe siap menyambut keluarga dan anak-anak untuk menikmati pengalaman bersantap dan belajar yang menyenangkan di restaurant yang telah ditransformasi dengan dekorasi CoComelon yang penuh warna dan sangat lucu! Cocomelon berada di lantai 3 hotel Fairmont Jakarta, tidak lupa untuk menyajikan berbagai makanan lezat bernutrisi yang dipresentasikan secara unik. Pastinya hal ini dapat membuat anak-anak untuk bersemangat menyantap makanannya, yang turut terinspirasi dari berbagai karakter Cocomelon seperti JJ's Cheeseburger, TomTom Bolognaise, serta dessert gemas seperti Ladybug Chocolate Dome, Ms. Appleberry Pie dengan es krim stroberi dan YoYo's Smores Ice Cream. Menu untuk parents juga tersedia lho, seperti Mom’s Favorite Salmon yang disajikan dengan rolade zucini, kentang, dan bumbu rempah-rempah, atau Dad’s Spicy Rendang Pizza. Kalau parents mau merayakan ulang tahun anak-anak di sini juga bisa lho! Dengan paket pesta Cocomelon eksklusif di Cocomelon Cafe, kamu bisa dapatkan kue ulang tahun Cocomelon, piñata, aktivitas membuat pizza, serta beberapa kegiatan pendukung yang menyenangkan untuk anak-anak. Aktivitas lain di Cocomelon Cafe antara lain, Pizza Making Class dan Cupcake Decorating Class yang akan didampingi oleh Chef dari Fairmont Jakarta.

Diawali oleh salah satu rekan kerja yang mem-posting roti-roti ini ke Instagram storynya dengan review yang menggugah selera, saya yang memang penggemar roti langsung bergegas membuka mention-an akun roti ini. @8ungsubakery nama akunnya di Instagram. Walaupun namanya Bungsu Bakery, ternyata toko roti ini lebih dikenal dengan hashtag-nya #RotiKebanggaanGadingSerpong, yang pada akhirnya di kedua tokonya, nama itupun dijadikan nama official di plang tokonya, kemasan rotinya dan akun sosial medianya: Roti Kebanggaan Gading Serpong. 

Pada suatu malam minggu, we took a drive around the neighborhood and found ourselves in Alam Sutera area. Ada satu spot persis di seberang Flavorbliss, terdapat tempat parkiran yang ramai sekali. We looked at it and went into the parking area, ternyata ada satu coffee shop baru yang besar dan luas sekali di situ. Kopi Nako. Kopi Nako yang berasal pertama kali di Bogor, ternyata sudah buka cabang terbarunya di Alam Sutera! Pas liat di Instagram, kaget juga ternyata ini cabang ke 23 Kopi Nako! Alias #KopiNako23. Jujur saya pernah save salah satu postingan teman di IG dan membuat wishlist untuk dapat ke Kopi Nako yang pertama ada itu, di Bogor. Ternyata sekarang mereka sudah memiliki lebih dari 23 cabang diseluruh Jabodetabek dan Bandung (cmiiw). 

Sesuatu yang khas dari coffee shop ini, tentu seperti namanya, Nako. Yaitu desain bangunan yang dilengkapi dengan jendela nako (jendela kaca berlevel beraturan yang dapat dibuka tutup secara bersamaan) yang berjejer dari satu sisi bangunan ke sisi lainnya. Cantik dan menggemaskan! Karena pada malam minggu itu suasana di sana tampak ramai sekali, plus anak kicikpun sudah tidur akhirnya kita kembali pulang. Kamipun kembali lagi ke sini pada hari Senin pagi yang hangat. 

Pagi itu, kami datang sekitar pukul 8:30 pagi, setelah mencari tahu bahwa Kopi Nako Alam Sutera bukanya pukul 8:00. Lengkap dengan peralatan kerja, dan bekal anak, kamipun berniat untuk menghabiskan pagi itu di sana sekalian berjemur di bawah matahari sejenak. Saat memasuki kawasan Kopi Nako ini, terdapat beberapa bangunan dengan atap segitiga khasnya Kopi Nako. Tidak hanya satu, dua tapi sekitar 4 bangunan atap segitiga dengan jendela nako transparan yang unik. Ternyata ini menjadi salah satu cabang Kopi Nako terluas yang ada. Diantara 4 bangunan-bangunan tersebut, diletakkan berbagai meja dan bangku yang nyaman untuk para tamu yang datang, agar dapat duduk di area outdoor. Satu dari salah satu bangunan dijadikan kitchen atau food & drink preparation, tiga lainnya dan satu area underground dijadikan tempat duduk dan bersantai yang ber-AC. Pagi itu kami memilih untuk duduk di area outdoor dibalik salah satu bangunan, dan membelakangi vertical garden hijau yang cantik!

Arwa sangat menikmati waktunya di bawah matahari dengan dress putih barunya. Karena masih pagi, coffee shop pun masih minim orang. Kebanyakan yang sudah ada adalah orang-orang seperti kami yang ingin bekerja santai membawa laptop, dan beberapa lainnya adalah orang yang baru saja berolahraga dan bersepeda yang melanjutkan sarapan dan istirahat sambil mengopi dan berkumpul bersama teman-teman. Dengan kawasannya yang luas, terbuka dengan beberapa penghijauan dari kaktus dan vertical garden, benar seolah-olah Kopi Nako Alam Sutera ini seperti oasis di tengah semrawut kota. 

Pilihan makanan dan minuman juga cukup bervariasi. Untuk anak-anak, banyak sekali pilihan non-coffee untuk minumannya, seperti teh, jus, taro latte dan coklat. Untuk coffee lovers, sudah tidak dipungkiri, pastinya ada menu kopi yang bisa dijadikan favorit. After all, they have opened over 23 outlets everywhere! Pretty sure their coffee is popular. Untuk makanannya juga cukup beragam. Ada berbagai nasi dan lauk, mie dan juga camilan manis. Kami memesan Donut Balls Siram dan Nasi Merem Melek Dori, Taro Latte, Es Coklat, dan Teh Susu. Menu tersedia disetiap meja berupa stiker QR code yang dapat di scan langsung dari hp masing-masing tamu. Betul-betul praktis dan memudahkan. Arwa sangat menikmati Donat Siramnya yang dia pegang dengan sticknya, the whole time that we were there. Mau muter-muter, jalan dan jatuh di sekitaran, stick donat bulat itu terus ada di tangannya. 

Menjelang siang, mulai banyak orang berdatangan, seperti orang-orang kantoran dan content creators who brought their cameras and fancy phones. Tentu seru dan menyenangkan sekali menemukan tempat seperti ini di daerah dekat rumah. We will definitely come back and make this our usual hang out and working spot in the future! Please check this place out if you are around the area, I know you'll love it too!

Pada awal tahun 2021, saya diberi kesempatan untuk memiliki kesibukan baru disela-sela kesibukan rumah tangga dan mengurus anak, selain juga dari pekerjaan freelance saya. Menulis buku! Hahaha. Sounds absurd, isn't it? But hey, I have actually dreamed of writing a book for a long time and didn't know how to start. Jadi saat ada satu kesempatan ini, tentunya saya coba. 

It was not merely a luck thing, but more of an opportunity. Di akhir tahun 2020, tahun yang serba sulit untuk banyak orang termasuk keluarga kecil saya, I got a chance to properly introduced to mantan Bupati Kendal, Ibu Mirna Annisa. 

So anyway, if you've read this blog for a while you probably know that I love meeting people and wrote stories and interviews about them in #FidaMeets. Dan kali ini pun sama. Namun, karena kami tinggal di dua daerah yang berbeda, dan sejak pandemi kita harus melimitasi mobilitas, saya dan Ibu Mirna Annisa pun tidak pernah berjumpa. Our meeting was always on the phone, and yet it was memorable. She told me to write a casual yet fun story about her career in politics and how it came about. She had once a book written about her, called Belajar Politik dari Dapur but thought it was too stiff and proper. Dengan kecintaannya pada hobi memasak dan kuliner, secara filosofis Ibu Mirna Annisa betul-betul belajar bahwa politik itu dapat dipelajari dari dapur rumah. Istilahnya, jika kau harus menyiapkan masakan, pasti ada bahan-bahan yang perlu disiapkan, sama layaknya untuk menjadi seorang politisi. Jika memasak itu harus menambahkan bumbu-bumbu perasa agar masakan enak, politik juga perlu strategi-strategi yang baik untuk terus menjaga perkembangan karir politik.  

Then this book came about. Dapur Politik Mirna Annisa. Buku yang casual dan fun, berceritakan tentang perjalanan karir Ibu Mirna Annisa dari seorang dokter hingga menjadi mantan Bupati Kendal, hingga kini aktif menjadi politikus. Diisi pula dengan istilah-istilah menu makanan yang merangkap menjadi cerita beliau berkembang di dunia politik. Dilengkapi juga dengan menu makanan kesukaan beliau dan beberapa halaman untuk menuliskan resep makanan favoritmu juga.

Documenting and telling stories about people is really what I've sincerely loved since forever, and this book became the bridge of that happening. With this book, I hope to find myself adapting to more book writing opportunities on profiles and people. 

Thank you for Ibu Mirna Annisa for creating the wonderful opportunity for me and Stiletto books and making it happen physically.

Kalau kamu berminat untuk membaca buku saya, Dapur Politik Mirna Annisa, silakan pre-order buku ini di Instagram @stiletto_book atau hubungi saya langsung. Setelah masa pre-order di tanggal 9 Agustus 2021, buku ini akan terus dijual secara pre-order di ecommerce dan website Stiletto Books.

One more thing, if you do get a chance to read this book, please be nice!😁 After all, it is My First Book.

Homemade shaksuka

Baby items:

• 1 pack of Newborn diapers
• Baby toiletries (Mine includes: hair and body shampoo, diaper cream, moisturizing cream, minyak telon, wet tissue, and hair brush)
• 1 pack of Cotton balls
• 1 pack of clothes. This includes:
• 2 sets of comfy cotton short sleeves and shorts 
• 2 sets of comfy cotton long sleeves and pants pyjamas (can be 1 set onesies)
• 1 pair of socks 
• 2 pairs of gloves and socks
• 2 sets baby swaddles (bedong)
• 2 sets of going home clothes (I prepared 2 sets, just to have different options :P)
• 1 baby bandana, because my little girl will need to look cute going back home from the hospital.
• 1 baby blanket (can be used to cover the baby back from the hospital)

Mommy's items:

Some good to haves:

1. Pregnancy Yoga

Previously, I would only look and follow the moves at one or two videos on Youtube that titled ‘Pregnancy Yoga - All Trimester’ with the duration of 20 minutes, tops!

Ternyata semakin tua umur kehamilan, semakin banyak yang perlu diperhatikan terhadap badan dan otak. Terutama setelah masuk week 32, tidak sedikit yang perlu diperhatikan seperti, “Apakah posisi kepala bayi sudah dibawah?”, “Apakah posisi bayi sudah betul dan sudah masuk panggul?”, “Apakah panggul saya sudah cukup besar untuk memberikan jalur lahir yang baik dan nyaman?”. So many questions, so many thoughts and only a few more weeks to go! So I took some actions. I started reading more about the use of birthing (gym) ball, and watch a lot of pregnancy exercises to make my baby’s head go down and in position ready for birth. Most importantly, how to enlarge my hips to have gentle and normal birth, as I wish to experience.


Playlist exercise ini yang saya temukan di Youtube mungkin bisa membantu kamu juga untuk mempersiapkan diri. Ujung-ujungnya saya sampai membuat notes dan gambaran sendiri gerakan-gerakan yoga yang dapat saya nikmati. Dan yang tadinya yoga cuma hanya 20 menit, dengan kombinasi gerakan-gerakan yang sudah saya buat sendiri ini, saya bisa melakukan yoga dan birthing ball exercise sampai dengan 1 jam lebih. Which feels so good honestly!

Sunday Afternoon Tea session brought me and my husband here. Setelah siangnya menghadiri kawinan, kami berdua memutuskan untuk mencari tempat duduk-duduk sore yang nyaman untuk melanjutkan brainstorming pekerjaan kami. Setelah melihat beberapa "saved" list saya di Instagram, kami mendatangi kawasan Cikajang dan Pasar Santa. Awalnya mau di salah satu kafe yang sudah banyak review online di jalan Cipaku I, tapi ternyata tempatnya kecil dan parkirnya pun susah. Akhirnya maju sedikit melewati Pasar Santa, lihatlah sign board bulat besar, "Ruma Eatery".



Tempatnya persis di depan Masjid besar, Daruut Tauhiid. Tempat parkirnya cukup luas dan restonya tampak besar dengan jendela kaca lebar. Karena menjelang asar, kamipun berhenti di sini agar dapat solat di masjid sebrang. Di depan pintu, kami disapa promo stand bertulisan "Nyemil Sore: Kue + Kopi = 35 ribu.  Pukul 15:00 - 17:00". Langsung terpaku dan merasa PAS sekali nih, affordable and just what we aimed for.

Setelah masuk, ternyata tempatnya memang besar, sepi dan dingin. Homey dan nyaman sekali pula! Saat kami ke sini sedang mendung dan hampir hujan lebat sekali, which made this large window-filled place so tempting and beautiful! Resto ini terdapat dua lantai, lantai 1 adalah tempat memesan makanan, kue dan kopi, serta kursi dan meja ala cafe. Lantai 2nya cukup luas juga dengan tempat duduk sofa-sofa yang nyaman dan dingin juga karena adanya AC berderet di dinding. Ruma Eatery ini semacam menjunjung tema rustic dengan railing besi dan dinding bata alami yang dipenuhi dengan tumbuhan hijau sebagai dekorasi. Cantik sekali!



Tidak hanya menjual kue-kue dan minuman, ternyata di Ruma Eatery juga menjual makanan lauk rumahan yang enak sekali. Pilihan lauk untuk "nasi rames" ini juga banyak sekali, contohnya Ayam Rica Rica, Ayam Betutu, Daging Sapi Cabe Hijau, beragam sayuran dan banyak lainnya. At first, kita tidak expect rasa yang gimana-gimana, tapi ternyata we were amazed at how delicious it is. Kopi, Hot Chocolate dan kue yang kami pesan pun cukup mendukung dari segi rasa dan estetika. Resto ini juga sudah dilengkapi dengan wifi yang cukup kencang untuk kami berdua bekerja dengan laptop kami. Ambience dan musiknya juga sangat cocok dan pas untuk bekerja atau sekedar hang out catching up with your friend.

Kalau kamu mencari tempat nyaman anti mainstream di daerah Pasar Santa, saya sangat merekomendasikan Ruma Eatery. Tempatnya yang nyaman, dengan makanan rumahan dan minuman yang enak, serta harga yang juga masih sangat affordable untuk kawasan kafe-kafe hits masa kini. Pembayarannya pun sudah didukung oleh hampir semua digital wallet, debit dan cash. So, next time you need a place to hang with your friends or work remotely, coba deh ke Ruma Eatery ini.

Ruma Eatery (@rumaeatery)
#jendelarumakami
Jl. Cipaku I No.16, Petogogan, Kby. Baru
Jakarta Selatan, 12170

Myanmar merupakan salah satu negara yang didominasi oleh umat Buddha, dan mungkin kamu merasa ragu untuk mengunjungi Myanmar. Andita Frida menuliskan pengalamannya saat mengunjungi Myanmar, yang ternyata banyak kesamaan dalam gaya hidup dengan masyarakat Muslim. Simak ceritanya berikut.

Salah satu negara berbudaya menarik lainnya yang terletak di Asia Tenggara adalah Myanmar. Sering disebut dengan kata lain Burma, Myanmar menjadi salah satu negara dengan kaum Buddha terbanyak di negaranya, dengan kuil dan pagoda dimana-mana. Walaupun begitu, Myanmar memiliki beberapa kesamaan dalam gaya hidup masyarakat Muslim lho. Jadi, jangan ragu untuk mengunjungi Myanmar apabila Anda seorang Muslim, karena masih banyak restoran halal, masjid dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat tersebut yang tergolong Muslim-friendly. Berikut beberapa contohnya:

1. Budaya Minum Teh

Sering kita ketahui, bahwa di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara seperti Turki, Moroko, Jordan, Oman, dan Mesir itu sangat menghargai budaya minum teh. Tidak jarang kita menemukan berbagai macam brand atau racikan Moroccan tea atau Turkish tea dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata di Myanmar, terutama di ibu kota Yangon, budaya minum teh sangatlah diperlukan dan menjadi salah satu kegiatan yang wajib dilakukan terutama oleh para laki-laki. Kegiatan ini akan sering Anda temukan di sore hari, dimana para pengunjung dapat duduk-duduk santai sambil bercengkerama.

Di Yangon, Anda akan sering menemukan Tea Shop atau Kedai Teh, yaitu kedai yang menjual makanan dan minuman di beberapa jalan kecil dekat pertokoan. Uniknya, kedai-kedai tersebut justru menyediakan tempat duduk dan meja kecil di luar areanya agar para tamunya dapat duduk sambil menikmati lalu lalang kegiatan di luar. Bahkan beberapa kedai akan menaruh meja dan kursi hampir ke tengah jalan! Teh khas Myanmar adalah teh racikan rempah yang dilengkapi dengan susu. Jangan ditanya soal rasanya, sudah pasti nikmat!

2. Pakaian Tradisional yang Modest

Hal yang unik saya temukan di Myanmar, adalah dimana-mana orang memakai sarung! Hampir mirip seperti umat Muslim yang ingin solat bukan? Tapi ini bukan sarung biasa, tapi Longyi, itulah sebutannya dalam Bahasa Burma. Longyi adalah sarung atau kain tradisional Myanmar yang biasa digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Laki-laki dan perempuan biasanya memiliki motif longyi yang berbeda, dan cara memakainya pun beda. Untuk laki-laki, biasanya diikat pada bagian tengah, sedangkan perempuan diikatkan di samping pinggul. Pada saat acara yang lebih formal, atau saat bekerja biasanya longyi merekapun disesuaikan dengan motif dan warna yang lebih bagus. Hampir sama seperti umat Muslim, pakaian yang digunakan dengan longyi juga lebih cenderung tertutup atau modest.

3. Makanan Sehat dan Halal 

Jangan salah sangka, walaupun bukan negara Islam atau dengan penduduk Muslim yang banyak, di Myanmar kamu juga tetap dapat menikmati makanan-makanan halal dan sehat! Kenapa sehat? Sudah menjadi salah satu budaya kaum Buddha yang menerapkan keseimbangan gaya hidup dan kesehatan di kegiatan sehari-hari, maka akan sering juga Anda menemukan makanan vegetarian di Myanmar. Salah satu makanan khas Myanmar yang sehat adalah Tea Leaf Salad, yaitu salad sayur dengan daun teh, kacang-kacangan, tomat dan sayur-sayuran lainnya. Selain sehat, biasanya salad tersebut menggunakan saus atau dressing yang asam manis sehingga segar untuk dikonsumsi! Selain Tea Leaf Salad, Myanmar juga memiliki menu khas yaitu Shan Noodle dan Fish Curry. Shan Noodle berupa mie putih dengan topping ayam atau ikan, sedangkan Fish Curry adalah gulai ikan khas Myanmar yang rasanya gurih dengan sentuhan asam kemanisan. Enak!

Selain makanan yang sehat, makanan halal juga ada lho! Terdapat beberapa restoran berlogo Halal di beberapa kota besar, termasuk di Yangon. Pilihannya kurang lebih mirip dengan makanan Asia lainnya, namun sudah pasti aman untuk para Muslim yang berkunjung!

4. Kegiatan Beribadah 

Walaupun dikelilingi oleh pagoda dan kuil, Myanmar memiliki populasi Muslim yang cukup berperan di masyarakat setempat. Di Yangon, saya pun dapat dengan mudah menemukan beberapa Masjid besar. Lantunan adzan di setiap lima waktu solatpun tidak asing didengar oleh masyarakat beragam budaya dan agama ini. Sedikit tips untuk memasuki Masjid di Myanmar untuk perempuan, perhatikan dulu daerah sekitarannya, jika lebih banyak laki-laki, ada kemungkinan perempuan tidak dibolehkan masuk ke dalam masjid tersebut, karena ada area khusus lainnya untuk perempuan. Jangan lupa juga untuk tetap berpakaian sopan dan menutup aurat, tentunya Anda akan lebih nyaman dan tenang beribadah di dalamnya.

Firzi and I are two young (ngarep boleh ya) couple who are still thriving for financial stability, whereas we mostly leave it up to Allah to give us the rizq, we also try to enjoy what we have by doing something fun yet simple and inexpensive. Then there comes our Bandung getaway for our honeymoon on April 17-20.

Some friends and family would ask us where we would go on our honeymoon and they expected us to say somewhere abroad or adventurous or challenging (considering what my instagram usually showed through #FidaTravels). But all I would answer was, "Bandung!" with pure genuine excitement. Because it's true, why would we spend shedload of money just for something we'd later be spending hours in bed anyway? LOL. I mean, we could go on a hot air balloon ride in Turkey sure, or a safari in Africa, but only to look forward to spending the rest of the night cuddling with each other. After all, it's a honeymoon, am I right?

So Bandung was the most affordable, distanced, perfect honeymoon getaway that we've planned. And yet, we were still able to make memories out of it! Here are the list of places and what we did during our Bandung honeymoon getaway:

1. Post Wedding Photography at Stone Garden, Padalarang

I was looking forward to this day for months before the wedding! I've always wanted to do a post-wedding photography instead of pre-wedding for many good reasons. And what a perfect timing that I've found a Bandung-based photographer that does perfect sessions on relationships photography. Anorumi Photo was chosen and they had the best location scouts for us to choose from. They allow us to do 2 locations for this post wedding photography and we chose Stone Garden as our first location and our hotel as the second.
I've been to Stone Garden in 2015, funnily with my later-wedding organizer friend, Andrika. And we enjoyed that time so much. I thought this time, Stone Garden is the most closest location from the city where we stayed and it hasn't been as popular as Tahura (Taman Hutan Raya) or Ranca Upas for Prewedding or Post Wedding photography.
Our photographer shown us some really unique places to pose on and what perfect location to dwell our eyes on nature as we could also breathe clean air up there during that chill morning session.
$$ Details $$:
Post Wedding with Anorumi: Rp. 4.250.000
Stone Garden Entrance Fee (for photography session): Rp. 300.000 (as a group)

2. Utara Cafe

What is a Bandung getaway without going to the latest hip and Instagrammable cafes? So I've been eyeing on some cute cafes to go to on Instagram and we manage to squeeze one for the book. Utara Cafe is located on the uphill Dago atas at Jl. Dago Pakar Utara, on the way to Tebing Keraton. The place is quite enjoyable and cool, especially when you went before the sunset, you could almost see the sun setting across the lowest horizon of the city. I suppose it would be magical hour, but when we were there, it was quite cloudy, so we just spent our time enjoying the shabu-shabu meal and snacking our face away. There was quite a long queue of waiting list when we were there at about 4pm, and to be honest, if it wasn't our honeymoon, we'd probably hate it there. LOL. The food was basic, the toilet was not as tamed, there was cats hanging out around our tables and the grassy setting you'd see on their Instagram page was not as beautiful anymore.
Overall we enjoyed our time anyway!
$$ Details $$: Approx. Rp. 200.000 for two people

3. Dasa Rooftop

Not far from Utara Cafe, we continue to enjoy our time in the upper Dago area after the sun sets, this time at Dasa Rooftop. I managed to change into a simple dress, just to try to go with the "mood" of the restaurant and we had a nice meal and dessert. We got a table just by the look out window, so we were actually pleased by the cool night air looking at the pearly light up Bandung city below. It was quite memorable.
$$ Details $$: Approx. Rp. 250.000 for two people

4. Se'i Sapi Lamalera 

Whoaa, one of the best meat-ful meal I've ever had in Bandung! And the queueing does not lie! It is actually really good, and very affordable. Found this on Instagram from several friends that had been there before, and Firzi and I really enjoyed every menu we picked. Se'i sapi sambal luat and se'i lidah rica rica, anyone? Firzi even told me he wanted to open a franchise in Jakarta or make one just as nice one day! Pray for us? :)
$$ Details $$: Approx. Rp. 150.000 for two people

Credit: Instagram/seisapilamalera

5. Art Deco Luxury Hotel & Residence

One of the best well-maintained Airbnb experience in a beautiful hotel setting I've ever found in Bandung! And very affordable for a two-night stay. We stayed in a jacuzzi suite at Art Deco Hotel, which was the most expensive room rate there, and we only got it for about Rp. 3.200.000 for two nights! Where as in other booking platforms, you can spend at least Rp. 2mio for 1 night. Not a bad deal, isn't it? And perfect for us honeymooners because look at these facilities in one place! Also, what a great spot to do a jacuzzi right? (Although Firzi freaked a lot of times, afraid people would see us :P)
Firzi and I also brought some groceries in the nearby supermarket and ended up making dinner and breakfast. We continue to enjoy our time, wondering what home with only the two of us would feel like. Netflix and wifi provided with a smart tv, we ended up just spending a lot of times in the hotel instead. Here is also where we took the rest of our post wedding pictures, and it did not disappoint!

Credit: Airbnb

Here is the hotel link where you can book at reasonable price through Airbnb, or sign up using my LINK to get extra $$$ and more discount!
$$ Details $$: Approx. Rp. 3.200.000 for two nights